Minggu, 05 Desember 2010

Makna Tahun Baru

Inspirasi Kamis, 05 Desember 2010.

Sebuah Refleksi Diri
(dari berbagai sumber)



MAKNA TAHUN BARU


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan hidayahnya dan kesehatan kepada kita semua sehingga masih dapat beraktifitas sampai saat ini dalam kondisi yang terbaik untuk menapaki jejak-jejak kehidupan yang masih tersisa, walaupun waktu terus berjalan tanpa mengenal lelah kita masih diberi setetes harapan dalam menghadapai tahun baru yang sebentar lagi kita akan melewatinya. Kita patut bersyukur yang sangat besar atas nikmat hidayah yang meringankan dan melapangkan jalan kehidupan kita karena masihlah banyak kehidupan yang lebih sulit dari kondisi kita sekarang inilah bentuk syukur kita yang perlu dikedepankan. Sholawat dan salam mari kita haturkan untuk penuntun ummat yang sangat kita dambakan syafaatnya kelak diakhirat yaitu nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.


Tanpa kita hitung dan mungkin tanpa kita sadari hari-hari terus bergulis tanpa mempedulikan keadaan kita sehingga akhirnya sampai juga kita dipenghujung bulan Desember 2010 untuk bulan Masehi dan zul hijjah 1431 untuk tahun Hijjriyah. Waktu memang selalu akan berputar tanpa mempedulikan manusia-manusia yang sedang sibuk dengan segala aktifitasnya di atas bumi ini, dia akan berputar dan terus berputar sesuai sunnah yang sudah dibebankan kepadanya oleh sang pencipta yaitu Allah Robbul Jalil dan waktu itu akan melibas dan meninggalkan siapapun yang tidak memperhatikan betapa cepat waktu berjalan sehingga suatu saat dia akan merasakan kerugian yang sangat besar dan hanya dapat meratapi penyesalan yang tentunya sudah tiada arti. Mereka yang beruntung adalah mereka yang mampu memanfaatkan waktu dan mengendalikannya sesuai kodratnya sebagai khalifah dipermukaan bumi dengan mengerjakan amal sholeh sebagai bekal untuk menempuh perjalanan yang abadi. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran Suart Al-Ashr:






  1. Demi masa.
  2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
  3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.


Dalam Tafsir Al Jalalain:
  1. (Demi masa) atau zaman atau waktu yang dimulai dari tergelincirnya matahari hingga terbenamnya; maksudnya adalah waktu salat Asar. 
  2. (Sesungguhnya manusia itu) yang dimaksud adalah jenis manusia (benar-benar berada dalam kerugian) di dalam perniagaannya. 
  3. (Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh) mereka tidak termasuk orang-orang yang merugi di dalam perniagaannya (dan nasihat-menasihati) artinya sebagian di antara mereka menasihati sebagian yang lainnya (supaya menaati kebenaran) yaitu iman (dan nasihat-menasihati dengan kesabaran) yaitu di dalam menjalankan amal ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.

Memang kalau kita berbicara masalah waktu adalah hal yang sangat cepat bagaikan sebuah kilat, bahkan ada pepatah arab yang mengakatan waktu bagaikan sebilah pedang yang tajam, biasanya kita hanya bilang tau-tau dia yang dulunya anak-anak sekarang sudah punya anak, yang dulunya bapak-bapak sekarang sudah jadi kakek-kakek, bahkan yang dulunya masih hidup sekarang tinggal kenangan karena sudah meninggalkan kita untuk selamanya, ya... itu lah waktu yang akan terus berputar dan berjalan dengan cepat meninggalkan kita dan barang siapa tidak dapat memanfaatkan waktu dengan baik dia pasti akan merugi, bahkan orang barat pun punya pepatah time is money karena begitu pentingnya arti dari sebuah waktu.

Lantas apa arti dari sebuah pergantian waktu bagi kita ummat manusia yang tentunya hidup bukan hanya sekedar hidup tanpa adanya arti kehidupan melainkan untuk mencari bekal hidup yang abadi di akhirat nanti. Setidaknya dengan pergantian tahun ini minimal ada 4 point penting yang patut kita renungkan untuk menatap hari esok yang lebih baik, antara lain:

  1. Tahun depan bagi kita adalah harapan, seperti yang pernah diungkapkan oleh Imam Al-Ghozali bahwa hari esok adalah harapan bagi kita semua, hari esok belumlah milik kita, dia hanyalah harapan kita sehingga sikap kita dalam menyambut datangnya tahun baru baik Masehi dan Qomariah yang hampir bersamaan adalah sikap optimis atau penuh harapan yang baik bahwa di tahun depan tentu kita punya harapan dan optimis akan lebih baik dalam hidup kita, baik harapan yang baik untuk bidang ekonomi rumah tangga, cita-cita yang belum tercapai, hasrat yang belum kesampaian, problem-promlem hidup yang belum terselesaikan atau bahkan yang terlebih penting adalah optimisme dalam hal ibadah kita kepada Allah SWT, baik ibadah Mahdhoh ataupun ibadah-ibadah sosial yang tentu kita harapkan akan lebih meningkat di tahun depan agar kita tidak menjadi orang-orang yang merugi apalagi menjadi orang-orang yang celaka dikarenakan hari esok leboh jelek dari hari ini, tahun depan lebih jelek dari tahun ini. Inilah makna pergantian tahun yang pertama adalah optimisme akan muncul kembali, tentu dengan adanya evaluasi atau instropeksi diri akan hal-hal apa saja yang telah terjadi selama setahun ini, apakah raport kita dalam kehidupan masih banyak nilai merahnya atau sudah memenuhi persyararatan yang sudah ditetapkan oleh Sang Kholiq dan sebagainya tentu kita sendirilah yang lebih tahu dengan berkaca pada hati nurani kita masing-masing.
  2. Kedua adalah pergantian tahun secara hitungan angka tentu akan menambah umur kita, sehingga hitungan umur kita akan bertambah satu dari yang dulunya 10 atau 20 tahun akan menjadi 11 atau 21 tahun. Akan tetapi dengan bertambahnya bilangan umur kita apa yang dapat kita ambil maknanya inilah yang lebih penting dari sekedar bertambahnya nilai bilangan dari umur kita. Dengan bertambahnya umur kita berarti jatah hidup kita di dunia akan berkurang satu tahun, anggap saja jika Allah SWT memberi kita jatah hidup di dunia ini selama 100 tahun, maka dengn bertambahnya umur maka akan mengurangi bilangan yang sudah diberikan oleh sang Maha Pencipta untuk hidup kita, inilah paradigma yang perlu kita pahami, karena kebanyakan dari kita beranggapan bahwa jika bilangan umur kita bertambah atau yang lebih keren berulang tahun seolah-olah kita akan hidup lebih lama satu tahun sehingga kita malah bangga dan merayakan dengan hal-hal yang hura-hura sehingga kita melupakan arti sebenarnya ulang tahun dan bertambahnya bilangan umur kita yang sebenarnya mengurangi jatah bilangan hidup kita yang memang sudah ditetapkan oleh Sang Kholiq. Oleh karena itu dengan memahami bahwa pergantian tahun sama artinya dengan mengurangi jatah hidup kita maka mulailah untuk instrospeksi diri atau bermuhasabah atau berhitung-hitung diri sudah sejauh mana bekal yang sudah kita kumpulkan untuk perjalanan wisata ke akhirat, jika masih sedikit sehingga kita menganggap bekal yang kita bawa tidak akan cukup untuk perjalanan wisata akhirat maka tentulah kita harus berusaha untuk mencari bekal tambahan sehingga kita bisa menikmati perjalanan wisata akhirat kelak. Inilah yang tentu perlu diingat dari adanya pergantian tahun secara massal ataupun pergantian tahun secara pribadi, jangan sampai kita ikut-ikutan melaksanakan pergantian tahun dengan cara selebrasi yang berlebihan seperti orang-orang yang belum mengetahui makna sesungguhnya dari adanya pergantian tahun ini.
  3. Untuk pergantian tahun Hijjriyah tentu akan mempunyai arti tersendiri bagi kita karena hijjriyah itu sendiri sudah mempunyai makna yang dalam, hijjriyah berasal dari kata hijjrah yang mempunyai arti secara harfiahnya adalah berpindah tempat dan secara maknawiyah para ulama mendefinisikan adalah segala perpindahan dari kondisi yang buruk menuju ke kondisi yang lebih baik. Dengan kata lain adanya hijjrah haruslah ada yang dituju yaitu yang lebih baik dan ada yang ditinggalkan yaitu suatu kondisi yang jelek. Inilah dua syarat mutlak adanya suatu perpindahan atau hijjrah. Kalau kita hanya meninggalkan suatu kondisi yang buruk tanpa adanya tujuan tertentu yang membawa ke kondisi lebih baik tentu belum dapat dikatakan sebagai hijjrah, begitu sebaliknya kita mau menuju perubahan ke yang lebih baik akan tetapi kebiasaan lama belum ditinggalkan ini juga belum dikatakan hijjrah secara total. Oleh karena itu perpaduan dari kedua syarat ini haruslah sejalan sehingga maksud dan tujuan dari hijjrah itu sendiri dapat bermakna yang tentunya kita harapkan dapat menghapus penyesalan dan kerugian di akhirat.
  4. Selain itu dalam hijjrah juga terkandung nilai-nilai pengorbanan, seperti yang dicontohkan oleh peristiwa hijjrahnya Nabi Muhammad SAW dan para sahabat yang rela berkorban untuk meninggalkan kampung halaman yang sangat mereka cintai dan juga meninggalkan harta benda serta usaha yang sudah menghidupinya menuju ke suatu tempat yang masih asing dan tentunya harus memulai kehidupan yang baru dari nol lagi, akan tetapi dengan jiwa penuh optimisme dan rela berkorban untuk menuju kondisi yang lebih baik inilah yang menjadi dasar dan menguatkan tekat untuk hijjrah dapat terlaksana dengan baik. Begitu juga dengan kehidupan kita, untuk mencapai tujuan yang lebih baik tentunya perlu adanya pengorbanan yang tidak sedikit bahkan harus bersinggungan dengan perasaan kita sendir akan tetapi yakinlah bahwa jika kita berusaha dan terus berusaha pasti akan ada jalan dan pertolongan Allah SWT. Jika kita sudah berniat untuk berhijjah terus dan laksanakan dan berserah dirilah kepada Allah SWT niscaya harapan dan perubahan pasti akan terlaksana.

Mungkin hanya ini yang dapat kami sampaikan sebagai refleksi diri menyambut datangnya tahun baru Hijjriyah 1432 H dan tahun baru 2011 M, dengan harapan dan optimisme ditahun yang baru nanti dapat meningkatkan semua hal yang sudah menjadi tugas sebagai hamba Allah SWT dan harapan-harapan terbaik dalam kehidupan dunia ini.


Mohon maaf jika ada yang kata-kata keliru ini hanyalah keterbatasan dalam menyerap dan mendengarkan sebuah pengajaran dari Allah SWT.


Wallahu a’lam bis showab


Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


Penulis


Baihaki
“Mencari, Belajar dan Berbagi”


Kindly Bookmark and Share it:

Tidak ada komentar:

Next Prev home
Google Translate
Arabic Korean Japanese
Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German
Spain Italian Dutch